Kamis, 19 September 2013

Petugas Kebersihan Masjid

Visit waysofmuslim.blogspot.com

Petugas Kebersihan Masjid

Selasa, 17 September 2013, 14:12 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Mahmud Yunus
Menjadi petugas kebersihan (cleaning service) lazimnya dipandang sebagai pekerjaan yang kurang menjanjikan. Sehubungan dengan itu, khususnya bagi angkatan kerja yang berijazah sekolah menengah, apalagi berijazah perguruan tinggi, tidak termasuk dalam daftar pilihan karier mereka sama sekali.

Terhadap murid-murid saya yang kala itu sebentar lagi akan ujian, saya pernah berbincang-bincang seputar harapan-harapan mereka setelah lulus SMA.

Mereka pada umumnya berharap dapat melajutkan studi dan diterima di perguruan tinggi favorit di dalam maupun luar negeri. Meski pun kelihatan kurang pede, beberapa di antara mereka secara terus-terang menyatakan ingin menjadi dokter, apoteker, atau profesi lainnya yang berkaitan dengan kesehatan.

Meski pun erat kaitannya dengan kesehatan, faktanya tak seorang pun menyatakan bercita-cita menjadi petugas kebersihan masjid.   

Ketika saya tanya apa alasannya, dengan sedikit malu-malu mereka mengatakan ingin mendapat penghasilan yang baik dan hidup sejahtera.

Meskipun erat kaitannya dengan menolong orang lain, terutama di daerah tertinggal, terpencil, dan terluar, faktanya tak seorang pun menyatakan bercita-cita mewakafkan jiwa dan raganya untuk menolong mereka.

Dalam pandangan Islam, petugas kebersihan masjid posisinya sangat strategis. Mereka bisa lebih mudah dibukakan pintu-pintu kebaikan. Bahkan, bukan sekadar penghasilan yang baik dan hidup sejahtera di dunia.

Mereka sejatinya para investor dunia akhirat. Para investor dunia berpeluang mendapatkan keuntungan dunia. Para investor dunia akhirat berpeluang mendapatkan keuntungan dunia akhirat.

Para investor dunia akhirat tersebut tentunya lebih menguntungkan (profitable). Katakanlah, walaupun keuntungan itu tidak didapatkan di dunia, mereka masih berpeluang mendapatkannya di akhirat.

Hemat saya, siapa pun yang memperhatikan petugas kebersihan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi dapat merasakan kekaguman tersendiri. Aktivitas mereka sehari-hari dapat dijadikan sebagai bahan renungan sangat berharga.
Mengenakan seragam warna hijau daun, mereka siap melaksanakan tugasnya. Mereka datang ke Masjidil Haram dan Masjid Nabawi dari berbagai negara, tak terkecuali dari Indonesia.

Saya tak tahu berapa jumlahnya dan saya tak berusaha mencari tahu soal itu. Tapi, sekitar puluhan hingga ratusan petugas kebersihan diturunkan ke lapangan ketika jeda waktu shalat berjamaah.

Mereka mengepel lantai masjid, mengepel lantai di sekitar keran air zamzam yang acapkali basah, membersihkan karpet (dari debu), sesekali membantu mengambilkan air zamzam untuk jamaah yang meminta bantuan, dan seterusnya.

Mereka terlihat bercakap-cakap antara sesama mereka menggunakan bahasa Arab dengan lancar. Mereka terlihat berjamaah shalat fardu saban waktu. Mereka mendapatkan gaji cukup besar dari muassasah al-haramain.

Mereka terlihat menerima riyal demi riyal dari jamaah yang ingin mendermakan sebagian harta yang dititipkan Allah SWT kepadanya. Di samping itu, mereka berpeluang melaksanakan tugas pokoknya sambil membaca shalawat, membaca tasbih, membaca tahlil, membaca Alquran, dan sebagainya.

Saya membayangkan mereka begitu leluasanya mengerjakan bermacam-macam amalan kebaikan di Masjidil Haram dan atau di Masjid Nabawi. Sebab, sekecil apa pun amalan kebaikan di dua masjid yang dimuliakan tersebut tentu bakal dilipatgandakan pahalanya.

Mahabesar Allah yang telah menganugerahkan kemudahan kepada mereka untuk bermukim di al-haramain. Saya kira, mereka tergolong segelintir orang yang sangat beruntung.

Jamaah haji dan atau umrah asal Indonesia ada beberapa orang yang sengaja bercakap-cakap dengan petugas kebersihan berseragam hijau daun tersebut.

Menanyakan daerah asal mereka, bagaimana caranya mereka bisa bekerja di al-haramain. Bahkan, ada juga yang menanyakan penghasilan mereka per bulan.

Mereka konon mendapatkan gaji yang cukup besar, sehingga bisa menabung. Dan, pada musim haji, khususnya mereka yang berasal dari Indonesia, biasanya bisa mengumpulkan riyal dalam jumlah besar.

Namun, sekali lagi yang jauh lebih berharga mereka telah diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk mengerjakan bermacam-macam kebaikan di Masjidil Haram dan atau Masjid Nabawi.

Redaktur : Damanhuri Zuhri

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar