Please visit BDI Website http://vico-bdi.vico.co.id/
Pengurus BDI berupaya menghindari peredaran email-email yang dianggap dapat menimbulkan polemik antara anggota BDI
From: Mohammad Faiz Wirawan
Sent: Wednesday, January 16, 2013 2:03 PM
To: BDI
Subject: Banjir, Musibah atau Nikmat
Banjir,,,
Akhir-akhir ini banyak sekali kejadian banjir, dan memang karena saat ini adalah musim penghujan yang identik dengan banjir. Apalagi karena kebanyakan kita adalah penduduk Jakarta atau sekitarnya. Terasa hujan dan banjir adalah hal yang biasa. Ya, Biasa.. hal biasa yang selalu menghantui dan membuat dari sebagian kita merasa terganggu olehnya.
Kala hujan hari pertama tiba, semua orang bersyukur dan berucap “Alhamdulillah…” Subhanalloh… karena akhirnya hujan tiba setelah lamanya terik matahari dengan gagahnya menyinari bumi hingga mengeringkan sumur-sumur , sawah, sungai, dan meretakkan tanah-tanah.
Namun ketika hujan itu turun di hari-hari berikutnya, 2,3,4, dst… apalagi dengan intensitas yang tinggi.. muncullah dalam benak kita bahwa banjir akan segera tiba.
Indahnya hujan di hari-hari pertama, seolah lenyap dan tergantikan dengan bayang-bayang keburukan.
Tiadalah Alloh ciptakan dan turunkan sesuatu, tanpa ada hikmah di dalamnya.
Ada sebuah cerita, dimana seorang bapak tua selalu berjaga-jaga di sungai setiap kali banjir tiba.
Dia bukan penjaga pintu air, atau berjaga-jaga terhadap banjir tersebut.
Tapi dia berjaga untuk mengambil kayu-kayu yang biasanya terbawa oleh air banjir di sungai.
Bapak tua tadi mempertaruhkan nyawanya demi mengais rizki Alloh melalui banjir. Dia kumpulkan batang-batang kayu yang terbawa banjir untuk kemudian dia gunakan sendiri sebagai bahan bakar pengganti minyak, ataupun dijual kembali.
Di lain tempat, banjir ini dimanfaatkan sebagian orang disekitar tambak, untuk mencari ikan yang terlepas dari tambak karena terbawa arus banjir.
Dia berusaha mengumpulkan ikan-ikan tersebut untuk dia makan bersama keluarganya, dan sebagiannya di jual kembali untuk memenuhi kebutuhan yang lainnya.
Cerita di atas adalah sebagian kecil betapa hal yang kita anggap sebagai musibah, justru menjadi nikmat bagi yang lain.
Apakah semua yang kita anggap musibah tersebut selalu buruk bagi kita ?
insyaAllah tidak, jika kita mampu menggunakan musibah tersebut, sebagai jalan kemanfaatan dan justru akhirnya menjadi nikmat bagi kita. Yang akhirnya, tidak lagi kita menyebut “musibah” itu sebagai MUSIBAH, tapi kita sebut dengan UJIAN.
Dan kunci merubah suatu musibah menjadi nikmat, adalah SABAR.
Al-Baqoroh ayat 155-157 :
155. Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
156. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun"
157. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.
Semoga Alloh mudahkan saudara-saudara kita yang sedang ditimpa banjir, dan Alloh gerakkan hati dan badan kita untuk banyak menolong mereka.
Wallahua’lam bisshowab..
Salam,
Faiz
Tidak ada komentar:
Posting Komentar