Rabu, 16 Januari 2013

FW: Guru Kencing Berdiri, Murid Kencing Berlari

Please visit BDI Website http://vico-bdi.vico.co.id/

Pengurus BDI berupaya menghindari peredaran email-email yang dianggap dapat menimbulkan polemik antara anggota BDI

 

 

 

 

From: Ardian Wirata
Sent: Wednesday, January 16, 2013 4:28 PM
To: BDI
Subject: Guru Kencing Berdiri, Murid Kencing Berlari

 

Assalamu’alaykum Warohmatullohi Wabarokatuh,

 

Ba’da tahmid dan sholawat

 

***

 

Kembali kepada Al Qur’an dan As-Sunnah tentu bukanlah suatu kalimat yang asing bagi kita. Pada setiap kesempatan, para mubaligh menyampaikannya dari atas mimbar, di berbagai macam tulisan dan lain sebagainya. Berkali-kali juga kita dengar bahwa Nabi Muhammad Shollallohu a’layhi wassalam adalah uswatun hasanah (teladan baik) yang harus kita contoh dalam setiap aspek kehidupan. Ini semua adalah perkara yang benar namun sungguh sayang apa yang kita lihat, jauh panggang dari api, banyak dari para mubaligh tersebut menjadi orang yang pertama dalam menyelisihi kalimat tersebut.

 

Sangat sedih jika melihat mereka menyelisihi Sunnah yang Rasululloh Shollalohu ‘alayhi wassalam contohkan dan ajarkan. Ambil contoh yang sederhana, betapa banyak dari mereka mencukur habis jenggotnya atau hanya menyisakan sedikit ala kadarnya atau mencukurnya mengikuti tren masa kini. Padahal memelihara jenggot adalah sunnah yang mulia sebagaimana sabda beliau :

 

Pangkaslah kumis kalian dan biarkan jenggot kalian tumbuh.” Dalam suatu riwayat lain : “Cukurlah kumis kalian dan biarkan tumbuh jenggot kalian.” (HR Bukhori - Muslim)

 

Betapa sering kita lihat saat para mubaligh sholat tanpa ada sutroh didepannya, padahal Nabi Shollalohu ‘alayhi wassalam bersabda :

 

“Janganlah engkau shalat melainkan ke arah sutrah (di hadapanmu ada sutrah)

(HR Ibnu Khuzaimah dengan sanad Jayyid)

 

Dan masih banyak adab, tingkah laku, tata cara ibadah, bahkan isi ceramah yang sangat menyelisihi Nabi Shollalohu ‘alayhi wassalam, Allohul musta’an.

 

Contohlah para sahabat ridwananllohu ajma’in dalam mengikuti sunnah Nabi Shollalohu ‘alayhi wassalam

 

Mungkin akan ada alasan bahwa hal tersebut adalah hanya sekedar sunnah yang tidak perlu dipermasalahkan. Justru disinilah letak permasalahan yang sesungguhnya. Semangat atau enggan kah kita dalam mencontoh Nabi Shollalohu ‘alayhi wassalam?

 

Lihat bagaimana Kholifah pertama Abu Bakar Ash Shidiq rodhiallohu ‘anhu tetap memberangkatkan pasukan usamah bin zaid rodhiallohu ‘anhuma sesuai dengan pesan Nabi Shollalohu ‘alayhi wassalam padahal situasi madinah sangat genting saat itu. Banyak dari para sahabat ridwananllohu ajma’in menyarankan untuk menarik kembali pasukan usamah rodhiallohu ‘anhu sampai situasi madinah tenang terkendali. Namun sungguh sejarah mencatat lain, Abu bakar Ash Shidiq rodhiallohu ‘anhu tetap teguh memegang perintah Rasul Shollalohu ‘alayhi wassalam.

 

Lalu lihat lah amirul mukminin Umar bin Khottob rodhiallohu ‘anhu sangat bersemangat menjalankan sunnah walau bertentangan dengan nalar dan logika beliau rodhiallohu ‘anhu

 

Dari ‘Aabis bin Rabi’ah, katanya: Aku melihat ‘Umar ibnul Khatthab Rodhiallohu ‘anhu mencium Hajar Aswad seraya berkata: “Aku tahu pasti, bahwa engkau hanyalah sebuah batu yang tak dapat memberi madharat maupun manfaat. Kalaulah bukan karena aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menciummu, kau tak akan kucium!” (Muttafaq ‘Alaih)

 

Mereka adalah generasi terbaik ummat ini yang sangat mengerti bahwa bukti keimanan adalah dengan mengikuti apa yang Rasul Shollallohu ‘alayhi wassalam contohkan, tanpa pilih-pilih sesuai kehendak hati, sesuai dengan tuntutan mode dan zaman, tanpa tanya apa ada hikmah dibalik itu. Mereka adalah generasi yang sami’na wa tho’na (kami dengar, kami ikuti) karena mereka tahu bahwa jika ingin masuk surga adalah dengan mencontoh nabi shollallohu a’ayhi wassalam sehingga mereka bersemangat karenanya

 

Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu dia bahwa Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda: ((Seluruh umatku akan masuk surga kecuali yang enggan)) Beliau ditanya: Siapa yang enggan wahai Rasulullah?. Beliau bersabda: ((Siapa yang menaatiku pasti masuk surga dan barangsiapa yang memaksiatiku maka sungguh ia telah enggan (untuk masuk surga). )) H.R. Bukhori.

 

LAIN DULU LAIN SEKARANG……

 

Lalu bagaimana potret para mubaligh kita dinegeri kita pada hari ini. Adakah kita melihat semangat mereka dalam menjalankan sunnah Rasul Shollalohu ‘alayhi wassalam yang mulia? Atau mereka meremehkan sunnah tersebut dengan hanya menganggapnya sebagai sesuatu yang “sunnat” hukumnya?

 

Jika demikian keadaaan (yang dianggap) tokoh maka akan sangat sulit kita lihat lahir dari didikan mereka generasi yang mencintai rasul Shollalohu ‘alayhi wassalam dan sunnahnya. Tidak akan terlihat generasi yang menjadikan Rasullulloh Shollalohu ‘alayhi wassalam sebagai uswatun hasanah dalam setiap aspek kehidupannya, kenapa? Karena GURU KENCING BERDIRI, MURID KENCING BERLARI…….*

 

Wallohu A’lam

 

Badak, 16 Jan 13

***

 

* Ini adalah peribahasa Indonesia yang artinya kurang lebih adalah murid akan mencontoh setiap gerak gerik dari gurunya bahkan dia akan melakukan yang lebih parah. Jika gurunya saja tidak semangat terhadap sunnah lalu bagaimana muridnya???

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar