Kita bukanlah robot, yang bergerak dan beraktivitas
tetapi tidak ada pikiran dan hati yang menyertainya. Kita bukanlah robot,
dimana aktivitasnya hanya menjalankan “instruksi” orang lain. Kita adalah
makhluk spiritual, yang menyadari bahwa kehidupan di dunia ini hanya sementara
dan sebentar. Kata orang tua saya hidup ini hanya sekedar “mampir ngombe”
(mampir minum).
Namun kehidupan yang sebentar ini menentukan hidup yang
abadi, kehidupan yang bukan hanya seratus tahun, sejuta, semilyar atau
setrilyun tahun tapi hidup selama-lamanya. Ketahuilah, hidup yang paling rugi
adalah di dunia hampa dan menderita kemudian di akhirat mendapat full siksa,
dimana siksanya tiada pernah berhenti dan tiada belas kasih. Maka janganlah
hidup asal mengalir apalagi hanya menjadi seperti robot.
Bagaimana agar hidup kita tidak seperti robot? Pertama,
yakini dan pastikanlah bahwa semua yang Anda lakukan itu mendatangka ridho dari
Allah SWT. Janganlah beraktifitas dan bekerja hanya mempertimbangkan hasil di
dunia. Sebab amatlah rugi bila apa yang kita lakukan tidak mendapatkan reward
dari-Nya. Buat apa hidup di dunia berlimpah tetapi di kehidupan nanti kita
susah sepanjang masa. Akhirat harus Anda dapatkan tetapi dunia jangan kau
lupakan.
Kedua, rencanakanlah hidup Anda. Saran saya buatlah
proposal hidup (baca buku saya: Tuhan Inilah Proposal Hidupku, terbitan
Gramedia). Dengan membuat proposal hidup Anda bisa menentukan mana aktivitas
yang prioritas dan mana yang aktivitas yang “remeh temeh”. Hidup hanya
sebentar, tidak semua hal bisa kita lakukan. Pilihlah aktivitas yang prioritas
dan penting, beranilah berkata “tidak” untuk ajakan aktivitas yang tidak
seirama dengan arah hidup Anda.
Ketiga, evaluasilah perjalanan hidup Anda. Berhentilah sejenak
dari hiruk pikuknya dunia, renungkanlah perjalanan hidup Anda. Apakah bekal
Anda untuk kehidupan nanti sudah cukup hanya dengan apa-apa yang Anda lakukan
saat ini. Apakah orang tua Anda tidak menyesal melahirkan Anda ke muka bumi?
Apakah mereka sudah bangga dengan Anda saat ini? Apakah orang-orang di sekitar
Anda memperoleh banyak manfaat dari Anda? Apakah pasangan hidup dan keturunan
Anda mendapat curahan kasih sayang penuh dari Anda? Ajukanlah
pertanyaan-pertanyaan lain yang sesuai dengan perjalanan hidup Anda.
Hidup di dunia adalah perjalanan spiritual. Tidak pantas
kita menjalani hidup hanya mengalir dan seperti robot. Tidak pantas pula
menjalani hidup hanya untuk kepuasan dan kebanggaan dunia. Perjalanan spiritual
itu dibuktikan dengan memberi makna ketika hidup di dunia dan membawa bekal
yang cukup untuk sampai ke tempat yang mulia, Surga yang dijanjikan Sang
Pencipta.
Salam SuksesMulia!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar