Sabtu, 27 Juli 2013

FW: Shalat Sunah Setelah Witir

Please visit BDI Website http://vico-bdi.vico.co.id/

Pengurus BDI berupaya menghindari peredaran email-email yang dianggap dapat menimbulkan polemik antara anggota BDI

 

 

 

 

From: Danang Setiawan
Sent: Sunday, July 28, 2013 10:24 AM
To: BDI
Subject: Shalat Sunah Setelah Witir

 

 

Pertanyaan:

 

Bolehkah shalat setelah witir ? Karena yang sering saya dengar, witir adalah penghujung shalat malam. Benarkah?

 

Jawaban:

 

Bismillah was shalatu was salamu 'ala rasulillah, amma ba'du,

 

Pertama, dianjurkan untuk menjadikan 

 

shalat witir sebagai penghujung shalat malam. Berdasarkan hadis dari Abdullah bin Umar 

 

radhiyallahu 'anhuma, Nabi 

 

shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

 

‫​اجْعَلُوا آخِرَ صَلَاتِكُمْ بِاللَّيْلِ وِتْرًا

 

"Jadikanlah akhir shalat kalian di malam hari dengan shalat witir." (HR. Bukhari 998 dan Muslim 749)

 

Kedua, beberapa ulama menegasakan bahwa hadis di atas tidaklah melarang seorang muslim untuk shalat sunah setelah witir. Meningat terdapat banyak dalil yang menunjukkan boleh shalat setelah witir. Diantaranya,

 

1. Hadis dari Aisyah 

 

radhiyallahu 'anha, ketika beliau menceritakan shalat malamnya Rasulullah 

 

shallallahu 'alaihi wa sallam,

 

‫​ثم يقوم فيصلي التاسعة , ثم يقعد فيذكر الله ويمجده ويدعوه, ثم يسلم تسليماً يسمعنا , ثم يصلي ركعتين بعد ما يسلم وهو قاعد"Kemudian beliau bangun untuk melaksanakan rakaat kesembilan, hingga beliau dudu tasyahud, beliau memuji Allah dan berdoa. Lalu beliau salam agak keras, hingga kami mendengarnya. Kemudian beliau shalat dua rakaat sambil duduk." (HR. Muslim 746) An-Nawawi mengatakan,

 

‫​الصَّوَاب : أَنَّ هَاتَيْنِ الرَّكْعَتَيْنِ فَعَلَهُمَا صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْد الْوِتْر جَالِسًا ; لِبَيَانِ جَوَاز الصَّلَاة بَعْد الْوِتْر , وَبَيَان جَوَاز النَّفْل جَالِسًا , وَلَمْ يُوَاظِب عَلَى ذَلِكَ , بَلْ فَعَلَهُ مَرَّة أَوْ مَرَّتَيْنِ أَوْ مَرَّات قَلِيلَة .Yang benar, dua rakaat yang dikerjakan Rasulullah 

 

shallallahu 'alaihi wa sallamsetelah witir dalam posisi duduk adalah dalam rangka menjelaskan bahwa boleh shalat setelah witir, dan menjalaskan boleh shalat sunah sambil duduk, meskipun itu tidak beliau jadikan kebiasaan. Namun beliau lakukan sesekali atau beberapa kali. (Syarh Shahih Muslim, 6:21).

 

3. Hadis dari Jabir bin Abdillah 

 

radhiyallahu 'anhuma, bahwa Rasulullah

 

shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bertanya kepada Abu Bakr As-Shiddiq

 

radhiyallahu 'anhu, 'Kapan kamu witir?' 'Di awal malam, setelah shalat Isya.' jawab Abu Bakr. Kemudian Nabi 

 

shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya kepada Umar: 'Kapan kamu witir?' 'Di akhir malam.' Jawab Umar. Lalu beliau bersabda,

 

‫​أَمَّا أَنْتَ يَا أَبَا بَكْرٍ، فَأَخَذْتَ بِالْوُثْقَى، وَأَمَّا أَنْتَ يَا عُمَرُ، فَأَخَذْتَ بِالْقُوَّةِ"Untuk anda wahai Abu Bakr, anda mengambil sikap hati-hati. Sementara kamu Umar, mengambil sikap sungguh-sungguh." (HR. Ahmad 14535, Ibn Majah 1202, dan dinilai hasan shahih oleh Al-Albani).

 

Sementara dalam riwayat lain, Abu Bakr As-Shiddiq 

 

radhiyallahu 'anhu, pernah mengatakan,

 

‫​أما أنا فإني أنام على فراشي ، فإن استيقظت صليت شِفْعًا حتى الصباح"Untuk saya, saya tidur dulu, jika saya bangun, saya akan shalat 2 rakaat – 2 rakaat, sampai subuh." (HR. Al-Atsram, disebutkan oleh Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni, 2/120)

 

Banyak ulama juga menegaskan, boleh shalat sunah setelah witir. Berikut beberapa keterangan mereka

 

1. Ibnu Hazm mengatakan,

 

‫​والوتر آخر الليل أفضل . ومن أوتر أوله فحسن , والصلاة بعد الوتر جائزة , ولا يعيد وتراً آخر"Witir dilakukan di akhir malam, lebih afdhal, dan jika dilakukan di awal malam, itu baik. Boleh shalat setelah witir, dan tidak boleh mengulangi witir dua kali." (Al-Muhalla, 2/91)

 

2. An-Nawawi menjelaskan,

 

‫​إذا أوتر ثم أراد أن يصلي نافلة أم غيرها في الليل جاز بلا كراهة ولا يعيد الوتر, ودليله حديث عائشة رضي الله عنها وقد سئلت عن وتر رسول الله صلى الله عليه وسلم…"Apabila ada orang yang telah mengerjakan witir (di awal malam) dan dia hendak shalat sunah atau shalat lainnya di akhir malam, hukumnya boleh dan tidak makruh. Dan dia tidak perlu mengulangi witirnya. Dalilnya adalah hadis Aisyah

 

radhiyallahu 'anhu, ketika beliau ditanya tentang witir yang dikerjakan Rasulullah

 

shallallahu 'alaihi wa sallam…" – kemudian An-Nawawi menyebutkan hadis Aisyah di atas. (Al-Majmu', 4/16).

 

3. Ibnu Qudamah mengatakan,

 

‫​ومن أوتر من الليل ثم قام للتهجد فالمستحب أن يُصلي مثنى مثنى ولا ينقض وِتْرَه . روي ذلك عن أبي بكر الصديق وعمار وسعد بن أبي وقاص وعائذ بن عمرو وابن عباس وأبي هريرة وعائشة"Siapa yang melakukan witir di awal malam, kemudian dia bangun untuk tahajud, dianjurkan untuk mengerjakan shalat 2 rakaat-2 rakaat dan tidak perlu membatalkan witirnya. Kesimpulan ini berdasarkan riwayat dari Abu Bakr As-Shidiq, Ammar bin Yasir, Sa'd bin Abi Waqqash, A'idz bin Amr, Ibn Abbas, Abu Hurairah, dan Aisyah 

 

radhiyallahu 'anhum." (Al-Mughni, 2/120).

 

Ketiga, bagi kaum muslimin yang hendak mengerjakan shalat sunah setelah witir, dia tidak dibolehkan melakukan witir lagi setelah tahajud. Berdasarkan hadis dari Thalq bin Ali 

 

radhiyallahu 'anhu, Rasulullah 

 

shallallahu 'alaihi wa sallambersabda,

 

‫​لا وتران في ليلة"Tidak boleh melakukan 2 kali witir dalam satu malam." (HR. Ahmad 16296, Nasai 1679, Abu Daud 1439, dan dihasankan Syuaib Al-Arnauth) Kesimpulan :

 

Kalo mau tahajjud setelah tarawih & witir boleh saja asal tidur trlebi dahulu & tak perlu lagi witir jika sblumnya dlm tarawih sdh melakukan witir. Adapun ada sholat 1 rakaat utk mebuka witir yg telah ditutup, belum diketemukan dalilnya.

Danang Setiawan from BlackBerry®

Disclaimer:
The contents of this email, together with its attachments, may contain confidential information belong to Virginia Indonesia Co., LLC ("VICO") and Virginia Indonesia Co., CBM Limited  ("VICO CBM"). If you are not the intended recipient, please notify the sender immediately and delete this e-mail from your system, and you should not disseminate, distribute, copy or otherwise use this email or any part thereof.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar