Jumat, 19 Juli 2013

FW: Nurani Kaum Papa

Please visit BDI Website http://vico-bdi.vico.co.id/

Pengurus BDI berupaya menghindari peredaran email-email yang dianggap dapat menimbulkan polemik antara anggota BDI

 

 

 

 

From: Muh. Thamsil
Sent: Thursday, July 18, 2013 9:51 AM
To: BDI
Subject: Nurani Kaum Papa

 

Sahabat..

 

ku tuliskan bait - bait ini,

dengan lelehan air mata kepedihan...

 

di atas pusaran darah yang mendidih,

hingga sudut matapun berkaca - kaca

 

tangis kepiluan merintih sepanjang malam, mengimbangi rintih pilu perut - perut lapar...

yang terhempas di sepanjang pesisir kehidupan

 

ribuan anak terlantar...

menggigil pilu di kolong - kolong jembatan dan di saat yang bersamaan...

ku lihat orang - orang makan malam kekenyangan...

pesta pora bertabuhkan dendang dan goyang

 

tema pembicaraan soal model yang lagi trend, bisa pakaian, sepatu, tas, sandal, hp, perhiasan hingga kendaraan...

sementara yang lain...

bisa menepis lapar dan dahaga pun...

sudah menjadi mukzizat keniscayaan...

 

lihatlah para nelayan yang pertaruhkan nyawa setiap malam, lihatlah orang - orang kampung di pedasaan dan pegunungan tataplah kaum marginal di perkotaan...

 

ternyata gedung dan mal - mal yang megah, bukan sekedar dibangun dengan trilyunan rupiah...

tapi juga bisa berdiri tegak...

di atas bilyunan air mata kepedihan rakyat yang tak terbendung

 

mereka tak pernah bisa menikmati pembangunan, mereka hanya bisa menatap jauh dengan kepiluan

 

setiap kemewahan yang dipertontonkan oleh bangsawan zaman, hanya menghasilkan decak kagum yang miris dan menyakitkan

 

mereka tak bisa bersuara,

kecuali merintih lirih dalam rangkaian do'a

 

dan mereka memintaku untuk menuliskan rasa yang mereka punya, agar "kaum yang punya"...tahu "apa yang mereka harap"

 

tak terasa jemariku ikut menangis...

jemariku gemetar menahan lapar...

sebagaimana diam dan bisunya mereka kaum papa yang hidup di tumpukan jerami kering...

beratapkan belas kasih dan rasa iba

mengetuk hati kaum yang masih memiliki nurani tok...tok....tok...permisi pak/ bu....(sambil suaranya gemeteran.....)

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar