Please visit BDI Website http://vico-bdi.vico.co.id/
Pengurus BDI berupaya menghindari peredaran email-email yang dianggap dapat menimbulkan polemik antara anggota BDI
From: Suparman
Sent: Friday, May 10, 2013 7:03 AM
To: BDI
Subject: Ujian
Ujian
Kamis, 09 Mei 2013, 06:22 WIB
Pasien di rumah sakit (ilustrasi).
REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ustaz Ahmad Dzaki MA
Ujian adalah sesuatu yang tidak disukai siapapun, para siswa yang masih belajar di bangku sekolah ataupun semua manusia yang berkecimpung dalam kehidupan nyata. Ujian membuat orang merasa susah, terkuras tenaga dan fikiran.
Allah SWT menguji siapa saja yang dikehendaki. Seorang kyai diuji dengan kondisi para santrinya yang kurang disiplin. Seorang pedagang diuji dengan harga dagangan yang melambung tinggi. Seorang nelayan diuji dengan minimnya hasil tangkapan ikan.
Begitu juga, seorang petani diuji dengan hama tikus, seorang pengusaha diuji dengan usahanya, dan sebagainya. Itu semua adalah untuk diketahui siapa diantara mereka yang paling baik amalnya.
Seorang siswa yang sedang belajar di sekolah ketika diberitahu gurunya akan ada ulangan (ujian), mereka protes. Padahal sang guru hanya ingin mengetahui pengetahuan muridnya tentang pelajaran yang telah diberikan atau untuk mengangkat sang pelajar naik ke kelas yang lebih tinggi.
Mengetahui hakikat ujian adalah perlu. Jika tidak, yang muncul adalah keluh kesah, Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an: “Sesungguhnya manusia diciptakan dalam keadaan keluh kesah.”
Kita harus mengetahui mengapa Allah SWT menguji kita dalam hidup ini? Seperti juga para siswa harus mengetahui kenapa gurunya mengadakan ujian buat mereka? Dengan mengetahui hakikat ujian, kita bisa melakukan persiapan untuk menghadapinya.
Allah SWT menguji manusia dengan sehat dan penyakit. Sebagaimana diingatkan Rasulullah saw dalam sabdanya, ''Bila Allah mengasihi seorang hamba, Allah memberikan cobaan kepadanya berupa penyakit. Itu tidak lain adalah agar Allah mendengar keluhan dan rintihan dari orang tersebut.''
Bahkan kondisi sehat pun merupakan ujian dari Allah, apakah kita mampu memanfaatkan kondisi sehat tersebut pada jalan Allah atau tidak? Ujian yang Allah berikan berupa penyakit banyak menghasilkan hamba-hamba yang lulus dengan baik, sebaliknya ujian berupa kesehatan banyak yang tidak lulus.
Ujian berupa penyakit, tak ada seorangpun yang menginginkannya, bahkan kalau diberikan secara gratis pun tidak ada yang mau menerimanya.
Karena penyakit adalah sesuatu yang tidak mengenakkan, makan tidak enak, tidur tidak nyenyak, gelisah, kondisi badan lemah dan lain sebagainya.
Justru, inilah momen yang paling tepat bagi kita untuk memanfaatkan ujian dengan baik, dengan berbaik sangka kepada Allah SWT, penyakit kita akan disembuhkan. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an, ''Dan jika aku sakit maka Allah-lah yang menyembuhkan.” (QS.26:80)
Dengan ujian penyakit, ada rahasia, ada hikmah yang tersimpan di baliknya. Sayang, sering kali kita tidak mengetahuinya. Bila kita lulus menghadapi ujian Allah dengan baik maka Allah akan mengangkat derajat kita ke tingkat yang lebih tinggi.
Jika manusia mengetahui hikmah ini, saya yakin banyak diantara manusia yang meminta diberikan penyakit yang sebelumnya mereka tolak. Allah SWT menyimpan baik-baik hikmah ini, tidak ada yang mengetahui, sehingga Allah melihat siapa diantara hamba-Nya yang paling baik amalnya.
Berbeda dengan kesehatan. Semua orang ingin hidup sehat, ingin makan enak, ingin tidur nyenyak, ingin hidup senang, padahal mereka tidak mengetahui ini juga ujian dari Allah SWT.
Apakah dengan kesehatannya, seseorang mampu melakukan amal yang terbaik? Apakah dengan kesehatannya dia tetap melaksanakan shalat? Apakah dengan kesehatannya, dia tidak melaksanakan maksiat?
Semua itu seharusnya menjadi bahan renungan buat yang diberikan kesehatan, karena tatkala seseorang sehat, dia suka lalai. Suka dugem dan hal-hal lain yang cenderung mendatangkan mudarat. Ujian Allah SWT ini seringkali melahirkan orang-orang yang tidak lulus. Nauzubillah.
Redaktur : Damanhuri Zuhri |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar