Please visit BDI Website http://vico-bdi.vico.co.id/
Pengurus BDI berupaya menghindari peredaran email-email yang dianggap dapat menimbulkan polemik antara anggota BDI
From: Dewi Harti
Sent: Monday, May 06, 2013 10:38 AM
To: BDI
Cc: Danang Budi Prasetyo
Subject: Ibu, Jangan Tinggalkan Anakmu
Judul: Ibu, Jangan Tinggalkan Anakmu
Sumber: Majalah Aldakwah
=====================================================================
HIKMAH:
Seorang anak tidak TIDAK BOLEH DIBIARKAN SECARA LIAR
bergaul dengan siapa saja, mengambil semua yang
terlintas dan terindera dari lingkungan sekitarnya.
Dibiarkan sendiri MENAFSIRKAN SEGALA SESUATU TANPA
BIMBINGAN DARI ORANGTUANYA. Ibu bagi seorang anak
dapat berubah fungsi sebagi TEMAN tempat mencurahkan
isi hatinya, sebagai PARTNER tempat berbagai masalah
dan mencari solusinya juga sebagai GURU tempat menimba
ilmu pengetahuan tentang kehidupan.
Keberhasilan anak juga bukan hanya diukur dari berapa
nilai rapor di sekolah, atau telah "MENJADI SIAPAKAH
MEREKA". Tapi seberapa jauh ia MENGAMALKAN AJARAN
AGAMANYA, SEBERAPA BESAR IA MEMBERIKAN MANFAAT UNTUK
MANUSIA LAINNYA. Memang baik menjadi ORANG PANDAI DAN
BERPENGETAHUAN, tapi akan jauh lebih baik jika menjadi
ORANG YANG BAIK.
=====================================================================
Ulama-ulama besar terlahir dari rahim ibu shalehah.
Sebuah ungkapan AL UMMU MADRASATUL ULA, IBU ADALAH
SEKOLAH YANG PERTAMA. Tidak berlebihan ungkapan diatas
karena peranan seorang ibu di dalam keluarga. Seakan
sudah tergariskan bagi seorang ibu, bahwa tugas
pendidikan terhadap anak-anak melekat pada dirinya.
Allah pun menganugerahi perangkat-perangkat untuk
melangsungkan proses tarbiyah (pendidikan) itu.
Wanita mempunyai anatomi tubuh khusus yang membedakan
dirinya dengan pria, begitu juga dengan beribu sifat
pada dirinya. Sifat yang sangat dominan bagi wanita
adalah KECENDERUNGANNYA MENGGUNAKAN PERASAANNYA.
Dalam dirinya dipenuhi RASA KASIH SAYANG,
KELEMAHLEMBUTAN, SABAR, PERHATIAN dan EMPATI. Contoh
yang paling mudah ketika kita berikan mobil mainan dan
boneka atau sejenisnya kepada anak perempuan yang
berusia 4 tahun, secara otomatis dia akan memilih
boneka, yang kemudian ia gendong seperti layaknya
seorang ibu kepada anaknya, padahal proses pengajaran
melalui panca indera belum sempurna.
ANAK BELAJAR MEMILIKI DAN MENCINTAI ORANG TUANYA,
SALING BERBAGI KASIH SAYANG DAN PERHATIAN DIMULAI
SEJAK IA DALAM GENDONGAN IBUNYA. Kata-kata pertama
yang diucapkan oleh si kecil hingga membentuk sebuah
kalimat, adalah kata-kata yang ia dengar pertama kali
dari mulut ibunya. Anak ketika itu seperti kertas
putih yang siap ditulisi dengan tinta berwarna apa
saja, hitam ataukah merah, seperti pita kosong yang
siap merekam apapun yang ia dengar dan dilihatnya.
Proses pembentukan kejiwaan dan pola fikir akan terus
berlangsung hingga anak beranjak dewasa. Saat anak
telah mampu membedakan nilai-nilai, positif dan
negatif, baik dan buruk, berpahala atau berdosa.
Kemampuan membedakan nilai-nilai itu banyak terbentuk
pada saat anak berinteraksi dengan ibunya. Rasulullah
SAW bersabda :
"TIDAKLAH SEORANG ANAK MANUSIA DILAHIRKAN MELAINKAN
PASTI LAHIR ATAS FITRAH (ISLAM), LALU ORANGTUANYALAH
YANG MEMBUATNYA MENJADI YAHUDI, NASHRANI ATAU MAJUSI."
(HR BUKHARI)
Maka seorang ibu yang "SEMPURNA", mempunyai KAFAAH
(KEMAMPUAN) DALAM AGAMA, ILMU PENGETAHUAN dan SIFAT
MULIA, akan sangat berpengaruh dalam keberhasilan anak
walaupun ada variabel lain yang turut menentukan
seperti lingkungan di sekitar anak.
Seorang anak tidak tidak boleh dibiarkan secara liar
bergaul dengan siapa saja, mengambil semua yang
terlintas dan terindera dari lingkungan sekitarnya.
Dibiarkan sendiri menafsirkan segala sesuatu tanpa
bimbingan dari orangtuanya. Ibu bagi seorang anak
dapat berubah fungsi sebagi teman tempat mencurahkan
isi hatinya, sebagai partner tempat berbagai masalah
dan mencari solusinya juga sebagai guru tempat menimba
ilmu pengetahuan tentang kehidupan.
Tapi keberhasilan anak bukan hanya diukur dari berapa
nilai rapor di sekolah, atau telah "menjadi siapakah
mereka". Tapi seberapa jauh ia mengamalkan ajaran
agamanya, seberapa besar ia memberikan manfaat untuk
manusia lainnya. Memang baik menjadi orang pandai dan
berpengetahuan, tapi akan jauh lebih baik jika menjadi
orang yang baik.
Akhir-akhir ini, para ibu lebih memilih karir dari
pada urusan rumah tangga. Dalam benak mereka yang ada
melulu soal bagaimana kulit di pipi tetap imut-imut,
bibir tetap merekah dan sebagainya. Akhirnya
pengunjung terbanyak di salon dan Mal-mal adalah kaum
hawa ini. Sang ibu pun lebih senang berdandan layaknya
ABG masa kini.
Gejala ini bukanya tanpa sebab. Gelombang gerakan
emansipasi dan feminisme yang menuntut kesetaraan dan
kesamaan antara pria dan wanita telah begitu kuat.
Demikian pula adanya disorientasi dan perubaban cara
pandang terhadap kehidupan. Peran media juga sangat
besar pengaruhnya dalam mendorong terjadi fenomena
ini.
Wanita tak lebih dari sekedar objek yang dijadikan
pemanis produk iklan media. Kontes-kontes kecantikan
di gelar tanpa ada tujuan yang jelas. Pergaulan bebas
laki-laki dan perempuan mulai populer.
Jangan kaget, Di Indonesia setidaknya setiap tahun ada
sekitar 700 ribu bayi yang dibunuh sebelum ia sempat
mencicipi sejuknya udara dunia, akibat aborsi oleh
remaja putri. (www.bkkbn.go.id). Islam tidak pernah
meletakkan posisi wanita lebih rendah dari pada
laki-laki, seperti yang dituduhkan oleh Barat. Bahkan
Islam mengangkat derajatnya demikian tinggi, setelah
sebelumnya wanita dilecehkan dan ditempatkan posisi
sama dengan binatang, bahkan bayi wanita yang baru
lahir pun harus dipendam hidup-hidup. Islam memandang
bahwa wanita adalah partner atau dalam bahasa Qur'an
disebut dengan Auliya', firman Allah
Dan orang-orang yang beriman laki-laki dan perempuan,
sebagian dari mereka ada?.QS at Taubah:71.
Islam berusaha mengembalikan posisi seorang wanita
sesuai dengan fithrahnya. Kembali kepada keluarga
menjadi tulangpunggung bagi pendidikan dan pengajaran
generasi selanjutnya, yang tiada lain adalah anak-anak
mereka sendiri.
Saat ini telah kita saksikan bahwa sebagian wanita
berpandangan bahwa KELUARGA DAN PENDIDIKAN ANAK BUKAN
MENJADI URUSAN YANG PALING URGEN. Pendidikan dan
perkembangan anak mereka serahkan kepada pembantu
rumah tangga, baby sister atau tempat-tempat penitipan
anak. Ada sebuah sikap yang kurang benar yaitu
menyerahkan semua urusan pendidikan kepada sekolah an
sich, dan biarlah "alam" yang akan membentuk
kepribadian anak. Apakah lupa bahwa DIBALIK SENTUHAN
TANGANNYA YANG LEMAH LEMBUT TERDAPAT PENGARUH KEKUATAN
BESAR YANG MENGALIR KE DALAM DIRI ANAK-ANAK MEREKA
KELAK.
Jangan buat air mata ibu meleleh, menyaksikan sekali
lagi, anak-anak mereka "terpaksa" menjadi
perusak-perusak bangsa, koruptor-koruptor, orang-orang
pintar yang keblinger, mendholimi manusia dengan
kepandaiannya.
*IKATLAH ILMU DENGAN MENULISKANNYA*
Akhukum fillah,
=====
FERRY HADARY
IMURA Laboratory (West8 #401)
Department of Mechanical and Environmental Informatics
Graduate School of Information Science and Engineering
Tokyo Institute of Technology - Japan
Email: hadary@cyb.mei.titech.ac.jp
Telp/Fax. 03-5734-2646 (laboratory)
===================================================================
Tidak ada komentar:
Posting Komentar