Selasa, 09 April 2013

FW: Harga sebuah kejujuran

Please visit BDI Website http://vico-bdi.vico.co.id/

Pengurus BDI berupaya menghindari peredaran email-email yang dianggap dapat menimbulkan polemik antara anggota BDI

 

 

 

From: Ardian Wirata
Sent: Sunday, April 07, 2013 3:40 PM
To: BDI
Subject: Harga sebuah kejujuran

 

Assalamu’alaykum Warohmatullohi Wabarokatuh,

 

Ba’da tahmid dan Sholawat,

 

Saudaraku……..

Semua tentu mengerti bahwa jujur adalah suatu perkara yg mulia,

 

Rasul kita shollallohu 'alayhi wassalam pun terkenal akan kejujurannya sehingga di juluki al-amin bahkan sebelumdiangkat menjadi nabi dan rasul.

 

Tentu kita ingat kisah sahabat kaab bin malik rodhiallohu 'anhu, ketika lalai tdk mengikuti perang tabuk, beliau rela mempertahankan kejujurannya dengan tidak membuat alasan-alasann palsu yang dengan itu bisa terlepas dari hukuman. Beliau lebih senang merasakan sempitnya boikot untuk mendapatkan surga yg luas.

 

Lalu bagaimana sekarang ini, kejujuran menjadi barang yg langka. Kita lihat betapa mudahnya kejujuran tergadaikan hanya demi beberapa lembar rupiah. Betapa banyak pedagang menyembunyikan aib dagangannya padahal diriwayatkan didalam Ash-Shahihain dari hadits Hakim bin Hizam rodhiallohu 'anhu, bahwa Nabi shollallohu 'alaihi wa salla bersabda:

 

“Penjual dan pembeli masih boleh melakukan khiyar sepanjang keduanya belum berpisah. Jika keduanya jujur dan menjelaskan (aib masing-masing), maka akan transaksi jual beli mereka akan diberkahi untuk mereka berdua. Tapi jika keduanya berdusta dan menutupi (aib barang), maka berkah transaksi jual beli mereka berdua akan dihapuskan.”

 

Kejujuran kadang tergadai dengan 1ons timbangan yg di kurangi para pedagang, padahal Alloh 'azza wa jalla mengancam orang yang mengurangi timbangan :

 

“Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang, (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi” (Al Muthoffifin : 1-3)

 

Bahkan seringkali kejujuran tergadai hanya krn 1 bungkus permen, ketika seorang anak merengek memintanya kemudian sang bunda berbohong agar anak diam, bukankah bohong kepada anak kecil perkara yg di larang?

 

“Barangsiapa mengatakan kepada seorang anak, ‘Ke sini nak, aku beri kamu.’ Lalu dia tidak memberinya, maka ini adalah sebuah kedustaan.”

[H.R. Ahmad, dari Abu Hurairah , dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani ].

 

Maka saatnya kita tanya kpd hati kita masing-masing seberapa anda akan menggadai kejujuran anda???

 

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada kebaikan, dan kebaikan menghantarkan ke dalam surga. Tidaklah seseorang berbuat jujur hingga Allah mencatatnya sebagai orang yang selalu jujur. Dan berbohong itu membawa kepada kejelekan, dan kejelekan itu menghantarkan ke dalam neraka. Sungguh seseorang terbiasa bohong hingga Allah mencatatnya sebagai seorang pembohong.”(HR. Bukhari no. 6094, Muslim no. 2607)

 

@taman safari, 24 Maret 2013

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar