Selasa, 19 Februari 2013

FW: Panen Raya

Please visit BDI Website http://vico-bdi.vico.co.id/

Pengurus BDI berupaya menghindari peredaran email-email yang dianggap dapat menimbulkan polemik antara anggota BDI

 

 

 

From: Suparman
Sent: Tuesday, February 19, 2013 6:55 AM
To: BDI
Subject: Panen Raya

 

Panen Raya

Senin, 18 Februari 2013, 09:51 WIB

Ustaz Yusuf Mansur

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Ustaz Yusuf Mansur

Sedekah makanan, wa-th'imuth-tha'am, tidak meragukan lagi akan menjadikan pelakunya, insya Allah masuk surga. Makanya, bagi seorang Muslim, bersedekah makanan insya Allah begitu enteng. Bahkan, di Indonesia sudah menjadi budaya. Alhamdulillah.

Awal 2012, saya atas izin Allah menyeru Indonesia untuk sedekah sawah. Mereka yang terbiasa sedekah beras, nasi bungkus, juga siapa saja secara umum, saya ajak untuk berkumpul dan mengumpulkan sedekahnya.

Lalu duit yang terkumpul dibelikan sawah. Hasil sawahnya itu yang kemudian disedekahkan. Subhanallah, jadilah kemudian sedekah kawan-kawan terus bergulir.

Beberapa lahan dibuka. Di Tangerang, di Sukabumi, di Bogor, dan menyusul di beberapa daerah lain. setiap panen diniatkan untuk sedekah pangan pada masyarakat, madrasah dan pesantren yang ada di sekitarnya. Alhamdulillah, berkah.

Satu hektare tanah terdiri dari 10 ribu meter. Setiap Muslim sedekah satu meter. Sengaja dirancang tidak besar, supaya masyarakat kecil bisa sedekah. Maka, itu berarti ada 10 ribu Muslim yang berkumpul. Alhamdulillah bisa berjalan.

Saya mencanangkan bisa mencapai satu juta hektare. Dan, ini program lintas lembaga, bukan hanya harus PPPA. Melainkan kerjasama antarkelompok, antarlembaga.

Masyarakat saling bergerak dan menggerakkan, berkumpul, bekerja dan bersedekah. Sedekahnya pun menimbulkan lapangan pekerjaan dan mata rantai ekonomi.

Apalagi bayang-bayang ancaman kelemahan pangan membayangi Indonesia. Negara superbesar ini diperkirakan penduduknya saat ini bukan 200 juta lagi. Tapi, hampir 300 juta. Semua ini butuh beras.

Bahkan, bukan hanya beras, tapi juga butuh telur, ayam, daging kambing, sapi, kerbau, sayur-mayur, ikan dan lain sebagainya. Mau impor terus? Tidak. Umat Islam di Indonesia banyak. Jika mau bersatu, segalanya jadi mudah.

Di Kadudampit, Sukabumi, saya berterima kasih kepada Allah SWT seraya memuji-Nya. di tengah gonjang-ganjing berita tak sedap pengelolaan alam ini, juga soal kelemahan pangan hingga Indonesia yang subur lagi luas ini, harus impor, ternyata masih disuguhi sesuatu yang berbeda.

Insya Allah, sedekah sawah adalah satu permulaan. Mudah-mudahan ini menjadi berita gembira buat semua masyarakat Muslim, khususnya pembaca Republika. Mohon doa.

 

Redaktur : Damanhuri Zuhri

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar