Selasa, 15 Januari 2013

FW: Sabar itu Pegel dan Kesel namun Indah

Please visit BDI Website http://vico-bdi.vico.co.id/

Pengurus BDI berupaya menghindari peredaran email-email yang dianggap dapat menimbulkan polemik antara anggota BDI

 

 

 

From: Irvan Desmal
Sent: Wednesday, January 16, 2013 7:29 AM
To: BDI
Subject: Sabar itu Pegel dan Kesel namun Indah

 

SABAR ITU KESEL DAN PEGEL NAMUN INDAH

 

 

Sungguh menarik status BBM salah seorang teman Saya beberapa waktu yang lalu. Statusnya;  “Sabar itu capek, sabar itu emosi, sabar itu pegel, sabar itu kesel, sabar itu susah, tapi sabar itu indah”  Selanjutnya statusnya ditutup oleh sebuah pertanyaan; “Sabar itu indahnya kapan?? “ Wow, saya terkesima, saya terdiam, saya tidak bisa berkata apa-apa, saya teringat akan susahnya diri ini untuk bersabar. Sulitnya untuk menahan diri membalas kejahatan orang lain ketika ada kesempatan dan kekuasaan. Dengan pembenaran untuk memberikan pelajaran, tanpa sadar kita ternyata menikmati keindahan semu pembalasan. Ternyata, sabar itu memang berat dan hanya bisa dilakukan oleh orang yang memiliki ilmu dan keberanian untuk bersabar.

 

Padahal tidak ada keberanian yang sempurna tanpa kesabaran. Sebab kesabaran adalah nafas yang menentukan lama tidaknya sebuah keberanian bertahan dalam diri seorang mukmin. Maka, ulama kita dulu mengatakan, "Keberanian itu sesungguhnya hanyalah kesabaran sesaat." Sabar jelas tidak berarti lemah, bukan pula berarti kalah. Justru sabar adalah benteng keselamatan dari keputusasaan dan bertawakal atas segala ujian.

 

Bahkan Allah menempatkan kesabaran dalam posisi yang paling terhormat ketika Ia mengatakan, "Mintalah pertolongan dengan sabar dan sholat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu." (QS. Al-Baqarah: 45). Inilah keindahan dari Sabar yaitu mendapatkan pertolongan dari Allah SWT yang maha perkasa lagi maha bijaksana. Tidak ada satupun yang luput dari pengawasan Allah SWT dan Allah akan memberikan Pahala yang besar bagi hamba-Nya yang bersabar.

 

Kita bisa belajar dari sabarnya ulat yang menanti menjadi kepompong dan kepompong pun harus bersabar untuk menjadi seekor kupu-kupu yang indah. Begitu juga dengan sabarnya kaktus yang bertahan di padang pasir yang panas untuk menanti mekarnya kuncup bunga sebagai penghiburnya. Dan sabarnya bumi menanti hujan yang turun dari langit untuk menumbuhkan biji-bijian dalam perutnya.

 

Bagi yang tidak ingin menjadi biasa-biasa saja, maka harus mengambil saham terbesar dari kesabaran. Harus bertahan dan istiqamah untuk tetap dalam kesabaran Sebagaimana perkataan Ibnu Qayyim, "Sampai akhirnya kesabaran itu sendiri yang gagal mengejar kesabarannya."  Cukuplah sebuah janji Allah bahwa “Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al Baqarah :153)

 

 

*) Saya yang masih sulit untuk bersabar dari berbagai sumber

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar