Please visit BDI Website http://vico-bdi.vico.co.id/
Pengurus BDI berupaya menghindari peredaran email-email yang dianggap dapat menimbulkan polemik antara anggota BDI
Please visit BDI Website http://vico-bdi.vico.co.id/
Pengurus BDI berupaya menghindari peredaran email-email yang dianggap dapat menimbulkan polemik antara anggota BDI
From: Irvan Desmal
Sent: Monday, January 21, 2013 8:19 AM
To: BDI
Subject: Kecil Berkualitas
Beberapa bulan yang lalu, Saya mengunjungi orang tua di kampung halaman. Dalam perajalan dari bandara ke kampung, Saya menemui sebuah peristiwa yang menurut Saya sangat mengagumkan. Sembari menikmati indahnya hamparan sawah dikiri dan kanan jalan raya lintas sumatera, tiba-tiba dari arah berlawanan saya melihat ada seorang remaja (kira-kira masih duduk di bangku SMP) sedang meyingkirkan batu yang berserakan dijalan. Beberapa pengendara sempat memperlambat laju kendaraannya untuk memperhatikan aktivitas yang dilakukan oleh remaja itu. Mungkin ada yang berfikir ‘ngapain sih ini anak kecil ikut menyingkirkan batu dan kerikil dari jalanan, toh kalau hujan akan tersapu sendiri!’ lalu, bagaimana jika hujan ga kunjung dating? Atau sebelum hujan datang, ada kendaraan bermotor yang jatuh disebabkan oleh kerikil itu? Tentu, fikiran-fikiran negatif harusnya bisa diminimalisir oleh kita orang mukmin dan selalu berfikiran positif.
Pagi ini, teman kerja saya menceritakan jika dia memberikan bantuan kepada korban banjir di Jakarta. Mungkin melihat karakter sehari-hari teman itu, tidak semua orang percaya bahwa dia gemar melakukan tindakan mulia. Namun, memang kebaikan itu tidak mesti terlihat dan dilihat orang lain. Benarlah kata pepatah “Terlibat tidak mesti terlihat.” Teman itu menyatakan bahwa sedikit bantuan yang diberikan memberikan dampak ganda. Bermanfaat buat teman itu karena merasa ‘kecil’ dihadapan Allah dan langsung ingat akan kebesaran-Nya serta disisi lain bantuan itu membuat mereka para korban banjir merasa bahagia, merasa diperhatikan oleh sesama dan tentu bermanfaat untuk kehidupan mereka ketika banjir ataupun pasca banjir nantinya.
Saat kita akan melaksanakan sholat di masjid, setelah selesai berwudhu kita melihat ada keran yang masih mengocor airnya, walaupun sedikit. Apa yang ada dalam pikiran kita? ya benar, mematikan kerannya. Masih banyak orang yang untuk mencari air saja harus berjalan sampai berkilo-kilo, kita yang dianugrahi kemudahan seharusnya bisa lebih mensyukuri. Walaupun dianggap remeh, tapi kebaikan “kecil” inilah yang mungkin berguna bagi sesama.
Dalam hal ibadah, terdapat banyak amalan-amalan kecil dan ringan serta mudah dikerjakan, tetapi ia memiliki pahala yang sangat besar di sisi Allah swt., seperti membaca surah al-Ikhlash yang merupakan salah satu surah terpendek di dalam Al-Qur'an. Waktu yang dibutuhkan untuk sekali baca-nya tidak lebih dari sepuluh detik. Akan tetapi, Rasulullah saw. mengatakan bahwa pahala sekali membaca surah al-Ikhlash sama dengan membaca sepertiga Al-Qur'an
Mungkin di sebagian masyarakat kita masih ada yang menganggap bahwa kebaikan-kebaikan “kecil” itu tidak akan berpengaruh besar, yang masih dipikirkan adalah perubahan besar harus dengan usaha yang besar. Akan tetapi, hal-hal yang besar harus diawali dari sesuatu yang kecil sehingga lama-kelamaan yang kecil itu akan menjadi besar. Sedikit-sedikit lama-lama jadi bukit.
Sebenarnya bukan amal-amal kita yang menyebabkan masuk surga, tetapi rahmat Allah lah yang menentukan apakah kita masuk surga atau neraka. Kita tidak tahu mana diantara amal-amal kita yang mendatangkan rahmat Allah. Bisa saja rahmat Allah itu datang ketika kita mencoba untuk mematikan keran di tempat wudhu yang terus mengocor, atau ketika kita memberi salam kepada kawan kita, atau menyingkirkan gangguan di jalan seperti kisah di atas. Jadi meremehkan kebaikan-kebaikan “kecil” itu salah besar, siapa tahu justru dengan kebaikan-kebaikan “kecil” itu yang akan mendatangkan pahala yang besar.
*) terinspirasi dr foto dan cerita banjir Jakarta dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar