-------------------------------------------
From: BDI
Sent: Wednesday, November 21, 2012 8:44:52 AM
Subject: FW: Rumahku Surgaku « Jamil Azzaini
Auto forwarded by a Rule
Please visit BDI Website http://vico-bdi.vico.co.id/
Pengurus BDI berupaya menghindari peredaran email-email yang dianggap dapat menimbulkan polemik antara anggota BDI
-----Original Message-----
From: Nana Triana
Sent: Wednesday, November 21, 2012 5:43 AM
To: BDI
Subject: Rumahku Surgaku « Jamil Azzaini
http://www.jamilazzaini.com/rumahku-surgaku/
Rumahku Surgaku
Rumahku adalah tempat yang indah, lebih indah dari hotel termewah yang pernah saya kunjungi. Di rumah, saya bisa bermanja sepuasnya dengan istri saya. Di rumah, saya bisa bermain petak umpet, sepak bola, kartu dan tebak-tebakan dengan anak saya. Di rumah saya bisa kejar-kejaran hanya pakai handuk atau sarung dengan istri dan anak saya. Di rumah, kami bisa menangis dan tertawa bersama.
Rumah telah menjadikan saya lelaki yang lemah sekaligus kuat. Lemah, karena saya tidak bisa pergi terlalu lama meninggalkan rumah. Kuat, karena ditempat itulah saya mendapatkan semangat, gairah dan energi baru dari para penghuninya. Rumahku bagiku adalah surgaku.
Bagaimana agar rumah bisa menjadi surga bagi penghuninya? Pertama, jadikan rumah sebagai tempat untuk mendekat kepada-Nya. Alunan lagu dan musik boleh saja terdengar di rumah Anda. Akan tetapi pastikan alunan Kitab Suci yang terucap dari mulut penghuninya harus lebih sering terdengar. Rumah yang tak pernah dibacakan Kitab Suci di dalamnya tak ubahnya seperti rumah yang roboh.
Menangislah, bersujudlah, berdoalah di dalam rumah Anda, karena itu akan menghadirkan keberkahan bagi penghuninya. Pastikan Anda punya jadwal rutin memberikan hikmah kehidupan kepada penghuni rumah. Siapkan generasi-generasi terbaik yang taat kepada-Nya dari dalam rumah.
Kedua, rumah adalah tempat berinteraksi dan curhat. Pastikan penghuni rumah saling menyapa, saling berdiskusi, dan saling memberi. Percuma tinggal di satu rumah tetapi masing-masing penghuninya lebih banyak sibuk dengan aktivitasnya sendiri-sendiri. Mungkin sebagian orang ada yang berkata, “Kami sering bersama menonton televisi kok, pak.” Maaf, menurut saya, itu bukan jenis interaksi.
Interaksi itu ada komunikasi timbal balik yang intensif. Boleh jadi ngobrol, diskusi, bermain bersama, saling curhat dan saling menasihati. Saat itu, semuanya bisa menjadi sumber inspirasi dan ilmu. Otoritas ilmu tidak harus selalu datang dari yang lebih tua. Saya banyak sekali mendapat pelajaran dari anak dan istri saya saat di rumah.
Setiap orang pasti punya problem, sehingga terkadang mereka ingin menumpahkan semua unek-uneknya kepada pihak lain. Jadikanlah rumah tempat yang nyaman untuk curhat. Kemampuan untuk mendengar para penghuni rumah haruslah dilatih dan dibiasakan. Bila tidak, penghuni rumah akan lebih banyak curhat di luar rumah dan itu bisa menjadi malapetaka bila mereka salah mencari tempat curhat.
Pastikan rumah adalah tempat yang PW alias “Pualing Weunak” untuk bercengkerama dan mendekat kepada-Nya. Bila hal ini terjadi, saat itulah kita bisa berkata rumahku surgaku…
Salam SuksesMulia!
Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar