Senin, 29 Oktober 2012

Al-Hasib, Yang Maha Membuat Perhitungan



"Dan Allah menetapkan hukum (menurut kehendak-Nya), tidak ada yang dapat menolak ketetapan-Nya dan Dia Mahacepat perhitungan-Nya." (QS Ar-Ra’d: 41)
Apabila kita rajin mengamati benda-benda kosmos di angkasa, kita akan mendapati benda-benda itu bergerak stabil tanpa dipengaruhi faktor-faktor eksternal sejak jutaan tahun yang lampau. Tak bisa tidak, kita akan menyimpulkan bahwa ada sistem perhitungan yang amat komplek atasnya yang begitu alamiah. Perhitungan yang diperlukan untuk menjalankan kosmos besar itu tidak pernah bisa dijangkau oleh “rasio” manusia, siapa pun.
Lalu, siapakah yang menciptakan sistem yang begitu kompleks, rumit, dan perhitungan yang demikian akurat? Dia-lah Allah, yang menjadikan kriteria kosmis tetap untuk melindungi kelangsungan hidup manusia di muka bumi dengan cara yang sempurna, yang dengan itu manusia dapat melaksanakan tugasnya di muka bumi sebagai hamba sekaligus khalifah.
Coba renungkan betapa Allah (Al-Hasib) membuat keseimbangan kimiawi, fisiologis, dan astronomis yang ada di alam semesta secara mengagumkan sehingga tidak kita temukan kesalahan sekecil apa pun di dalamnya. Kesalahan perhitungan sekecil apa pun, bahkan sebesar rambut dibelah lima puluh (bukan sekadar dibelah tujuh), sekalipun pasti akan berakibat fatal. Di sini, tidak ada toleransi terhadap kesalahan sekecil apa pun.
“Sesungguhnya segala sesuatu telah Kami ciptakan dengan kadar (kalkulasi dan akurasi) yang ditentukan. Dan perintah Kami hanyalah (dengan) satu perkataan bagaikan kejapan mata.” (QS Al-Qamar: 49 dan 50).
Luar biasa! Betapa akuratnya perhitungan Allah dalam penciptaan benda-benda angkasa sehingga keberadaannya dapat dihisab sekaligus dirukyat.
“Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun, dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan demikian itu melainkan dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang berilmu.” (QS Yunus: 5).
“Dialah yang menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan menjadikan matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketetapan Allah Yang Maha Perkasa, Maha Mengetahui.” (QS Al-An’am: 96).
Sungguh, secerdas apa pun pikiran manusia, mereka tak bakal mampu menjangkau angka perhitungan di seluruh jagad raya dari atom terkecil hingga planet terbesar dalam berbagai jenis, orbit, dan lingkungannya. Manusia, bahkan tak bakal mampu menyebut angka perhitungan yang terjadi dalam tubuh mereka sendiri.
Al-Qur’an tidak saja menjelaskan tentang akurasi perhitungan Allah terhadap penciptaan langit dan bumi. Tapi Dia sangat cermat dalam memperhitungkan segala amal perbuatan hamba-Nya dan membalas mereka sesuai dengan keadilan-Nya.
“Sesungguhnya Allah Maha memperhitungkan segala sesuatu.” (QS An-Nisaa: 86).
"Agar Allah membalas setiap jiwa (seperti) apa yang telah mereka usahakan. Sesungguhnya Allah Mahacepat dalam menghisab.” (QS Ibrahim: 51).
Setiap perbuatan manusia, yang baik maupun yang buruk, semua diperhitungkan, tanpa ada yang kelewat. Sekecil apa pun perbuatan manusia, bahkan yang masih disembunyikan dalam hati, diketahui oleh Allah dan diperhitungkan-Nya. Kelak di hari kiamat, manusia akan melihat data, rekaman, dan dokumentasi amalnya.
“Maka barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.” (QS Al-Zalzalah: 7 dan 8).
Lalu, hikmah apa yang bisa kita ambil dari sifat dan nama Allah Al-Hasib? Hisablah dirimu sendiri sebelum dirimu dihisab. Wallahu a’lam. (Hamim Thohari)

Keutamaan Saling Membantu Sesama Muslim


Wahai kaum Muslimin, bertakwalah kepada Allah, dan ingatlah bahwa anda senantiasa berada dalam pengawasan-Nya.

Ketahuilah bahwa memberi bantuan dan pertolongan kepada saudara se-Muslim adalah perbuatan yang disunahkan dan dianjurkan oleh syariat dan merupakan perhiasan agama Islam.

Sesungguhnya, mencegah perbuatan yang menyakiti sesama Muslim adalah kewajiban agama yang utama.

Oleh karena itu, dianjurkan kepada setiap Muslim yang berakal sehat dan beroleh taufik agar mencegah perbuatan yang menyakiti sesama Muslim, baik dengan tangan maupun lisan. Dan dianjurkan pula agar membantu dan menolong saudara se-Muslim dalam perkara-perkara agama dan dunia.

Untuk itu, telah disebutkan di dalam Hadis Shahih, dari Abu Dzar RA, dia berkata, “Saya bertanya kepada Rasulullah SAW, ‘Wahai Rasulullah amal apakah yang paling utama?’ Rasulullah SAW mejawab, ‘Iman kepada Allan dan berjuang di jalan-Nya’.”

Saya bertanya, ‘Seandainya saya tidak melakukannya?’ Beliau menjawab, ‘Hendaknya kamu menolong orang yang sedang bekerja atau berbuat sesuatu yang tertimpa (musibah) kebakaran.’ Lalu saya bertanya lagi, Bagaimana jika saya tidak mampu mengerjakan sesuatu?’ Beliau menjawab, ‘Tahanlah dirimu dari berbuat jahat kepada manusia, karena itu merupakan shadaqah’.”

Adalah menjadi kewajiban bagi setiap Muslim untuk menunaikan hak-hak saudaranya berdasar Hadis Shahihain, dari riwayat Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW, beliau Bersabda, “Hak seorang Muslim terhadap Muslim lainnya ada lima perkara yaitu; menjawab salam, menjenguk yang sakit, mengantarkan jenazah, mendatangi undangan, dan mengucapkan tasymit bagi yang bersin.”

Termasuk perbuatan menolong adalah memperlancar hak-hak adami yang wajib bagi mereka menerimanya. Sahabat Ibnu Abbas RA pernah berkata, “Barangsiapa berusaha demi hak saudaranya, agar ia bisa menyampaikan kepadanya maka setiap langkahnya adalah shadaqah.”

Menangguhkan penagihan terhadap orang yang sedang dalam kesusahan merupakan keutamaan yang agung.

Dalam hadis marfu’, dari Buraidah dikatakan, “Barangsiapa menangguhkan orang yang sedang dalam kesusahan (kesulitan), maka setiap hari baginya merupakan amal shadaqah.”

Dalam hal ini, tidak layak seorang Muslim meremehkan barang kebajikan, sekecil apa pun. Nabi SAW pernah menceritakan, bahwa seorang wanita pezina telah memberi minum seekor anjing yang tampak menjulurkan lidahnya karena kehausan kemudian Allah mengampuninya.

Adapun tentang perbuatan menyakiti sesama Muslim, Rasulullah SAW telah melarang dan mengharamkannya dengan sabdanya, “Janganlah kamu menyakiti hamba-hamba Allah, dan jangan mencela mereka dan jangan mencari-cari aib mereka. Sesungguhnya, barangsiapa membuka aib saudara Muslimnya, maka Allah akan membuka aibnya sehingga terungkap rahasia di rumahnya.”

Dalam Shahih Muslim disebutkan, dari sahabat Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW, bahwa beliau pernah ditanya tentang ghibah, kemudian beliau menjawab jika dalam dirinya terdapat apa yang kau katakan, maka kau telah mengumpatnya. Dan bila tidak terdapat apa yang engkau katakan, maka engkau telah berdusta terhadap dirinya.

Resapilah, wahai kaum Muslimin, makna nash ini dan nash-nash shahih lainnya. Sesungguhnya orang-orang Muslim tidak diperkenankan mendatangkan perbuatan yang menyakiti saudaranya, dalam bentuk apa pun, baik berupa perkataan maupun perbuatan tanpa hak yang sebenarnya. Seorang Muslim atas Muslim lainnya, diharamkan darahnya, harta benda dan kehormatannya.

Wahai kaum Muslimin, sesungguhnya, segala sesuatu yang menimbulkan kerukunan hati dan mempersatukan hati kaum Muslimin, adalah perbuatan yang dianjurkan oleh syariat. Dan segala sesuatu yang dapat mengakibatkan bercerainya hati di antara mereka, adalah perbuatan yang dilarang oleh syariat.

Bertakwalah anda sekalian dan bertobatlah kepada-Nya. Allah SWT berfirman, “… sesungguhnya, Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri.” (QS. Al-Baqarah: 222).

* Khutbah Masjidil Haram oleh Syekh Abdullah Ibnu Muhammad Al-Khulaifi, Khatib dan Imam Masjidil Haram

Untuk Renungan kita



"SETELAH DIMILIKI, TAK LAGI INDAH"

Sahabat...

Sungguh dunia ini penuh fatamorgana,
Kita salah memasang cermin...
Kita keliru menonton televisi...
...sehingga yang indah selalu terlihat di luar sana...
Padahal semua selalu ada dalam diri dan lingkungan kita

Sahabat coba perhatikan...
Yang tinggal di gunung merindukan pantai.
Yang tinggal di pantai merindukan gunung.

Di musim kemarau merindukan musim hujan.
Di musim hujan merindukan musim kemarau.

Yang berambut hitam mengagumi yang pirang.
Yang berambut pirang mengagumi yang hitam.

Diam di rumah merindukan bepergian.
Setelah bepergian merindukan rumah.

Waktu tenang mencari keramaian.
Waktu ramai mencari ketenangan.

Kita tidak pernah bahagia sebab segala sesuatu tampak indah hanya sebelum dimiliki.
Namun setelah dimiliki tak indah lagi.

Kapankah kebahagiaan akan didapatkan,
kalau kita hanya selalu memikirkan apa yang belum ada, namun mengabaikan apa yang sudah dimiliki ?

Sahabat...

"JADILAH PRIBADI YANG SELALU BERSYUKUR."

"Bagaimana mungkin selembar daun yang kecil dapat menutupi bumi yang luas ini?
Jangankan bumi, menutupi telapak tangan saja sulit.
Namun bila daun kecil ini menempel di mata kita, maka tertutuplah bumi!"

Begitu juga bila hati ditutupi pikiran buruk sekecil apapun maka kita akan melihat keburukan di mana-mana.

Jangan menutup mata kita, walaupun hanya dengan daun yang kecil.
Karena hidup adalah anugerah bagi jiwa yang ikhlas

Yaa Allah yaa Robbana...
Semoga semua saudara dan sahabat2ku ini,
Selalu Engkau Karuniai kesehatan dan kebahagiaan lahir dan batin, serta selalu dalam Ridho-MU, Aamiin Yaa Robbal 'aalamiin

Kisah Kepemimpinan


Oleh: Dr Muhammad Hariyadi, MA

Pasca Rasulullah SAW wafat, Abu Bakar Ash-Shiddiq dipilih dan disepakati oleh kaum Muslimin melalui musyawarah untuk menjadi pemimpin menggantikan posisi Rasulullah SAW.

Dapat dibayangkan kesulitan Abu Bakar dalam memimpin umat yang sebelumnya kuat dilandasi oleh ikatan kekerabatan (kabilah), tidak mengenal aturan, buta huruf, pelanggaran kehormatan, dan penyerangan terhadap saudara maupun kerabat.

Dapat pula dibayangkan beratnya Abu Bakar dalam mentransformasikan konsep "Jamaah Islamiyah" menjadi "Daulah Islamiyah".

Sadar bahwa suatu bangsa tidak mungkin menjadi besar kecuali telah melampaui proses ratusan tahun, satu jalan alternatif untuk mempercepat akselerasi kebesaran itu antara lain dengan menjalin kesatuan hati dan pemahaman yang sama tentang konsep kekuasaan.

Maka Abu Bakar menerapkan konsep kepemimpinan yang benar, yaitu pemimpin yang ditaati kendati terkadang terdapat perbedaan pandangan dalam melihat beberapa permasalahan.

Program pertama yang digagas Abu Bakar adalah memerangi orang-orang murtad (keluar dari agama Islam) pascawafatnya Rasulullah SAW. Guna menyukseskan gagasan tersebut, Abu Bakar melakukan berbagai rangkaian pendekatan dan konsultasi kepada para sahabat. Sebagian kecil sahabat setuju, sementara sebagian besarnya menentang.

Namun, tidak ada satu pun dari mereka yang mengatakan berbeda pendapat dengan lugas, kemudian tidak menaati Abu Bakar. Mereka tetap taat kepada Abu Bakar karena sadar, sekiranya mereka berselisih, maka Islam tidak akan berdiri tegak.

Perselisihan hanya akan membawa orang-orang murtad menyerang Islam dan melumpuhkan kekuatannya. Oleh karenanya, ketaatan kepada pemimpin menjadi perkara yang wajib bagi para sahabat karena mengandung kekuatan, kebaikan, kemuliaan dan keagungan.

Dalam perjalanannya Abu Bakar menunjuk Usamah memimpin pasukan kaum Muslimin. Sebagian sahabat lagi-lagi kurang setuju dengan penunjukan tersebut. Akan tetapi, ketika Abu Bakar meyakinkan pandangannya dan bertekad melaksanakan gagasannya, semua sahabat tanpa kecuali taat dan menjalankan perintahnya.

Tidak ada seorang pun dari sahabat yang berkata bahwa pendapatnya berbeda secara diametral lalu menentang Abu Bakar. Para sahabat tetap mengambil posisi taat kepada pemimpin karena rahasia kekuatan, kebaikan, kemuliaan dan keagungan yang terkandung di dalamnya.

Maka demikianlah, dalam waktu yang relatif singkat, kaum Muslimin berhasil menjalin persatuan yang kuat, disamping kebaikan, kemuliaan dan keagungan umat Islam. Orang-orang murtad berhasil ditumpas, kendati dengan pengorbanan gugurnya puluhan syuhada dari kelompok penghafal Alquran.

Demikianlah etika mulia dari para sahabat dalam kisah kepemimpinan yang memprioritaskan kepentingan umat dibanding kepentingan diri sendiri maupun kelompok.

Memberikan nasihat kepada pemimpin adalah hak orang yang dipimpin. Namun di dalam pelaksanaan hak dan kewajiban sesungguhnya terdapat pertimbangan kepatutan, sehingga dalam menyampaikan kritik membangun diperlukan cara-cara santun dan proporsional agar tetap patut dan tidak melahirkan cibiran orang. Wallahu a'lam

Ilmuwan Temukan Planet Berlian



Para ilmuwan menemukan planet baru yang memiliki radius dua kali lipat Bumi, delapan kali lebih berat dari planet yang dihuni manusia.  Planet yang diberi nama 55 Cancri e dikategorikan sebagai Bumi Super (super-Earth) dan permukaannya dipenuhi dengan batu mulia.
"Ini adalah kali pertama kami melihat dunia berbatu yang memiliki unsur kimia yang secara fundamental berbeda dari Bumi. Permukaan planet ini ditutupi grafit dan berlian, alih-alih air dan granit,"  kata kepala peneliti Nikku Madhusudhan.
Planet ini mengorbit bintangnya dengan kecepatan super cepat, dalam waktu 18 jam, jauh lebih cepat dari Bumi yang mengorbit Matahari dalam waktu 365 hari. Sebuah studi terbaru menyimpulkan, setidaknya sepertiga massa planet tersebut, atau setara dengan tiga kali berat Bumi, adalah berlian.
Planet yang bersuhu luar biasa panas, 3.900 Fahrenheit atau 2.148 derajat Celcius ini adalah satu dari lima planet yang mengorbit pada bintang 55 Cancri. Ia bisa terlihat dengan mata telanjang di konstelasi Cancer. Akan lebih baik lagi jika dilihat menggunakan teropong atau teleskop.
Planet ini kali pertama diobservasi saat mengorbit ke bintangnya tahun lalu, memungkinkan para astronom untuk mengukur radiusnya untuk pertama kali. Penelitian menunjukkan, planet itu tak punya kandungan air sama sekali, mayoritas komposisinya adalah karbon (berlian dan grafit), besi, silikon karbida, dan mungkin, sejumlah silikat.
Sumber : www.esq-news.com